Buku ini ditulis sebagai cara untuk menebus rasa bersalah yang mereka alami karena tidak dapat menghadiri undangan ceramah; sebagai penggantinya, penulis menggunakan Facebook untuk menulis tulisan ringan yang diberi nama Refleksi Ramadan. Dibandingkan dengan harapan awalnya untuk menulis satu tulisan setiap hari, dia hanya menghasilkan 16 tulisan sampai akhir Ramadan.
Buku ini terdiri dari karyanya, bersama dengan beberapa karya lain yang dia buat selama Ramadan sebelumnya. Buku ini menggabungkan sembilan belas tulisan pendek dengan berbagai tema yang setiapnya dapat diselesaikan dalam satu baris. Gaya penulisan yang dipilih adalah nuansa hikmah yang mendorong pembaca untuk berpikir lagi.
Judul buku ini berasal dari judul salah satu tulisannya: Rendahkan Sayapmu. Merendahkan sayap, atau tawaduk, dapat digunakan untuk berbagai maksud, seperti Allah, ilmu, dan liyan.
Sudah seharusnya seorang hamba merasa kecil di hadapan Tuhannya, Allah. Ketika kesadaran semesta muncul, secara kasat mata, perasaan ini lebih mudah muncul.
Ketika kita terus belajar, kita juga menyadari betapa sedikitnya pengetahuan yang kita miliki. Hanya orang bodoh yang arogan dan percaya bahwa mereka memiliki semua ilmu yang mereka butuhkan adalah mereka yang menerima sedikit ilmu dari Allah.
Untuk menghormati liyan, Anda harus tetap tawaduk. Pilihan untuk "merendahkan harga diri" di depan orang lain adalah tawaduk.
Meskipun demikian, penulis ingin para pembaca menikmati buku ini tanpa membaginya menjadi beberapa subtema seperti yang biasanya dilakukan oleh buku suntingan.